jump to navigation

Hiduplah Di Bawah Kuasa Tuhan Maret 18, 2009

Posted by Agus Dasa Silitonga in Uncategorized.
add a comment

Renungan Malam Rabu 18 Maret 2009

Dari Almanak HKBP Bacaan Malam Hari

 

HIDUPLAH DI BAWAH KUASA TUHAN

(Yesaya 40: 12 – 17)

 

“Kepada siapa TUHAN meminta nasihat untuk mendapat pengertian, dan siapa yang mengajar TUHAN untuk menjalankan keadilan, atau siapa mengajar Dia pengetahuan dan memberi Dia petunjuk supaya Ia bertindak dengan pengertian? ” (ay.14)

           

Yesaya 40 termasuk dalam deutro Yesaya yaitu nabi yang bernubuat di tengah-tengah umat yang sedang mengalami pembuangan di Babel. Ketika Nabi menubuatkan bahwa umat Israel akan dibebaskan dari pembuangan, timbul perdebatan dan keragu-raguan baik dikalangan Israel maupun dikalangan orang Babel. Mereka memperdebatkan dan meragukan: “mungkinkah Tuhan bangsa Israel sanggup melepaskan mereka?” atau “masih sudikah Tuhan menolong umatNya yang terbuang karena pemberontakannya?”. Dalam Yesaya 40:27 sangat jelas disebutkan bagaimana sang nabi menegor umat yang tidak percaya atau ragu-ragu akan kuasa Tuhan: “Mengapakah engkau berkata demikian, hai Yakub, dan berkata begini, hai Israel: “Hidupku tersembunyi dari TUHAN, dan hakku tidak diperhatikan Allahku?”

Untuk meyakinkan umat, nabi menyampaikan pertanyaan retorika yang jawabannya sudah pasti yaitu TUHAN. Pertanyaan tersebut adalah: 1) “Siapakah yang menakar air laut…….” (ay.12) ; 2) “Siapa yang mengatur Roh Tuhan atau memberi petunjuk….” (ay.13); 3) “Kepada siapa Tuhan meminta nasihat….” (ay.14). Jawaban untuk semua pertanyaan tersebut adalah TUHAN sebab Dia-lah yang menciptakan segala sesuatu dan umat Israel / Yahudi mengetahu hal tersebut dengan baik dan pasti.

Kemahakuasaan Tuhan ditekankan nabi Yesaya dengan mengatakan bahwa dihadapan Tuhan bangsa- bangsa adalah setitik air dalam timba dan pulau-pulau tidak lebih dari abu halus beratnya artinya seperti tidak ada dan dianggap sebagai yang hampa dan sia-sia. Bahkan ketika Libanon dibuat menjadi kayu api dan seluruh margasatwa menjadi korbannya tidak cukup dan tidak berarti dihadapan Tuhan.

Memahami kemahakuasaan Tuhan, maka kita akan tetap berpengharapan kepadaNya seperti apa pun kehidupan yang sedang kita alami saat ini. Sepanjang mata kita tetap terarah kepada Tuhan maka kita akan menjadi bagian dari kuasa-Nya yang menyelamatkan. Sebab itu kita tidak perlu takut akan masa depan kita, sebab segala sesuatu berada di bawah kuasa Tuhan.  Seperti apa pun persembahan yang kita persembahkan itu tidak cukup dibandingkan dengan kuasa Tuhan yang memilihara kehidupan kita. Yang penting kita lakukan adalah tetap memujiNya dan mempersembahkan segala sesuatu yang ada pada kita untuk kemuliaan nama-Nya. 

  

           

Doa:    Terpujilah namaMu, ya Allah Bapa kami di dalam sorga; sebab Engkaulah Tuhan yang mahakuasa. Kami memohon kiranya kami Tuhan berikan tempat di dalam kuasaMu. Amin.